Ibu tujuh anak ini juga menuturkan bahwa jam kerja mereka tidak
terjadwal karena sesama ibu rumah tangga. Jadi terpenting menyelesaikan
pekerjaan rumah dulu. Namun umumnya dari pukul 09.00-16.00 WIB.
“Kami
di sini ibu rumah tangga semua. Selesai pekerjaan rumah tangga,
memasak, mencuci, bereskan rumah dan antar jemput anak ke sekolah, baru
kami mulai menenun. Walaupun bekerja, rumah dan dapur harus tetap
beres,” ungkap Wawa.
Hal tersebut juga disampaikan Suryati. Wanita 41 tahun ini mengutamakan keluarga terlebih dulu.
“Alhamdulillah
suami mendukung juga. Terpenting, walaupun bekerja keluarga jangan
sampai telantar. Bisa bekerja dan berpenghasilan sendiri walupun tidak
seberapa, ya alhamdulillah bisa buat menambah uang dapur,” ujar Suryati.
Penghasilan
yang didapat para perajin tenun ini tergantung orderan yang didapat
dalam per bulan dengan pengeluaran pembagian uang modal, uang kas dan
barulah sisa untuk dibagi bertiga. Satu lembar kain tenun dijual dengan
harga yang bervaritif. Berkisar Rp1,5 juta sampai Rp4 juta. Tergantung
bahan kain seperti yang termahal adalah benang sutera dan motif
emas.(cr8)
Laporan TIM RIAU POS, Senapelan